The Social Construction and Cultural Values of Nyadran Tradition in Semarang: A Case Study in Kyai Asy'ari Sentono Village

Authors

  • Hendi Supriyatna Universitas Negeri Semarang, Indonesia
  • Triwaty Arsal Universitas Negeri Semarang, Indonesia https://orcid.org/0000-0002-3250-2924
  • Moh Yasir Alimi Universitas Negeri Semarang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.58557/(ijeh).v5i2.304

Keywords:

Local Wisdom, Nyadran Tradition, Social Construction Theory

Abstract

Local wisdom is deeply embedded in various regions, including Semarang City. However, many forms of this wisdom remain unpublished despite their unique characteristics and cultural significance. Research from the 2018 Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO convention identified traditions such as the Dugderan and Warag Ngendog, offerings at Rewanda Cave Kreo in Gunung Pati sub-district, and the Bende Nangkasawit carnival. However, lesser-known traditions persist, such as Nyadran in Kyai Asy'ari Sentono village, Ngijo sub-district, where dozens of goats are ritually slaughtered. This study aims to analyze the meaning of Nyadran, examine its social construction using Peter L. Berger's theory, and explore the values represented within the tradition. The research employs a qualitative approach with data collected through interviews, observation, and documentation. The findings reveal three key aspects: First, the Nyadran tradition symbolizes gratitude, spiritual reflection, and devotion to Islamic teachings. Second, the social construction of Nyadran follows Berger's stages of externalization, objectivation, and internalization, solidifying it as an annual community tradition without empirical foundations. Third, the tradition reflects significant cultural and economic values, fostering communal solidarity while supporting local economic activities. Despite its importance, Nyadran remains underrecognized. Therefore, it is recommended that stakeholders, including cultural organizations and local governments, document, preserve, and promote this tradition to ensure its sustainability and broader appreciation. By highlighting the cultural richness of Nyadran, its values can contribute to strengthening both local identity and tourism in Semarang City

References

Abdulah, I., & Others. (2008). Agama dan kearifan lokal dalam tantangan global. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM.

Abdullah, M. (2004). Menyoal kota santri Kaliwungu. Kaliwungu Kendal: Panitia Festival Al-Muttaqin IV.

Abdullah, M. (2004). Meretas ziarah dari Kyai Guru sampai Kyai Musyafa’: Profile Syawalan Kaliwungu.

Adhi, F. (2018). Konstruksi realitas sosial: Pemikiran Peter L. Berger tentang kenyataan sosial. Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(1), 10–16. https://doi.org/10.21070/kanal.v7i1.92

Afad, M. N. (2022). Nyadran Gunung: Potret keselarasan agama, budaya, dan lingkungan masyarakat Silurah. Patrawidya Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya, 23(1), 45–59.

Alfanani, T. S. (2017). Konstruksi sosial komunitas pesantren mengenai isu radikalisme: Studi kasus pada pesantren salaf & modern di Kota Malang. Jurnal Sosiologi Agama, 10(2), 1–14. https://doi.org/10.14421/jsa.2016.1002-01

Aliyah, T. R. A. U. (2022). Nilai-nilai estetika dalam tradisi nyadran di Dusun Blambangan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Indonesian Journal of Muhammadiyah Studies (IJMUS), 3(2), 90–98. https://doi.org/10.62289/ijmus.v3i2.45

Arifin, M., L, S. I., & Budiati, A. C. (2013). Upaya mempertahankan tradisi nyadran di tengah arus modernisasi: Studi deskriptif kualitatif di Kampung Krenen, Kelurahan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo. Journal of Chemical Information and Modeling, 01(01), 1–17.

Aryanti, I., & Masjid, A. A. (2023). Tradisi nyadran (Ruwahan) semarak menyambut Ramadan di Dusun Jalan dan Jonggrangan Desa Banaran Kapanewon Galur. Haluan Sastra Budaya, 7(2), 147–166.

Bahwan. (2019). Konstruksi sosial dalam tradisi keagamaan: Analisis tentang praktik ziarah makam keramat di Lombok. Unpublished Manuscript.

Batubara, S. M. (2017). Kearifan lokal dalam budaya daerah Kalimantan Barat (Etnis Melayu dan Dayak). Jurnal Penelitian IPTEKS, 92–93.

Berger, P. L., & Luckmann, T. (1966). The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge. New York: Anchor Books.

Cholid, N., & Fauzi, R. (2020). Nilai-nilai pendidikan Islam dalam budaya sadranan di Desa Ngijo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jurnal PROGRESS: Wahana Kreativitas dan Intelektualitas, 8(1), 23–37. https://doi.org/10.31942/pgrs.v8i1.3441

Daryono, D. (2017). Budaya Jawa dalam Perspektif Agama dan Tradisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daryono. (2017). Berbagai berkah bid’ah nyadran. Dinamika Sosial Budaya, 19(2), 209–220.

Djam’an. (2013). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Alfa Beta.

Duha, A. (2023). Analisis nilai moral dalam novel Selembar Itu Berarti karya Suryaman Amipriono. KOHESI: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(2), 56–69. https://doi.org/10.57094/kohesi.v3i2.867

Fawaid, A. (2010). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Habib, A. R. (2021). Reimajenasi timbre: Nostalgia bunyi melalui komposisi musik. Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Ibda, H. (2018). Penguatan nilai-nilai sufisme dalam nyadran sebagai khazanah Islam Nusantara. Jurnal Islam Nusantara, 2(2), 148–157. https://doi.org/10.33852/jurnalin.v2i2.92

Ibnu Mustopo Jati. (2022). Nilai-nilai kearifan lokal tradisi nyadran sebagai sumber belajar IPS. Journal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 14(2), 246–258. https://doi.org/10.37304/jpips.v14i2.7728

Khotimah, N. (2019). Faktor pembeda dalam komunikasi lintas budaya antara wisatawan asing dengan masyarakat lokal di Desa Wisata Kandri Gunungpati Kota Semarang. An-Nida: Jurnal Komunikasi Islam, 11(1), 1–11. https://doi.org/10.34001/an.v11i1.932

Kusuma, A. (2020). “Revitalizing Local Wisdom: The Role of Kandri Tourism Village in Preserving Nyadran Tradition.” Journal of Cultural Preservation, 4(1), 23-35.

Longhofer, W., & Winchester, D. (2016). Social theory re-wired: New connections to classical and contemporary perspectives (2nd ed.). New York: Routledge.

Madiasworo, T. (2009). Revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal Kampung Melayu Semarang. Local Wisdom, 1(1), 10–18.

Mahfuz, A. G. (2019). Hubungan agama dan budaya: Tinjauan sosiokultural. Tawshiyah, 14(1), 41–61. https://www.lp2msasbabel.ac.id/jurnal/index.php/taw/article/view/1143

Maimunah, S. (2024). Konstruksi sosial dalam tradisi pembacaan Surah Yasin. Musala: Jurnal Pesantren dan Kebudayaan Islam Nusantara, 3, 46–67. https://doi.org/10.37252/jpkin.v3i1.537

Miles, M., & Huberman, A. M. (1992). Analisis data kualitatif (T. R. Rohidi, Trans.). Jakarta: UI Press.

Njatrijani, R. (2018). Gema keadilan. Gema Keadilan, 5(September), 16–31.

Noer, S., & Tuti, T. (2015). Tradisi nyadran sebagai komunikasi ritual: Studi kasus di Desa Sonoageng, Kabupaten Nganjuk. Unpublished Manuscript. Malang: FISIP Universitas Brawijaya.

Nur Kholid, N. (2020). “Nyadran Tradition: Ritual Practices and Spiritual Gratitude in Javanese Muslim Communities.” Journal of Local Wisdom and Culture, 5(2), 102-115.

Nur, A. (2020). Garis batas antara agama dan budaya dalam perspektif antropologi. Jurnal Adabiya, 19(1), 49–60. https://doi.org/10.22373/adabiya.v19i1.7484

Panday, R. K., & Others. (2006). Water and cultural diversity. Paris: United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Permanawita, W., Sambodo, N., Mas’ad, & Oktaviana, A. (2020). Statistik kebudayaan 2020 (D. W. Hadi, Ed.). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peter L. Berger & Thomas Luckmann. (1966). The social construction of reality: A treatise in the sociology of knowledge. New York: Doubleday.

Prasetyo, R., Setiawan, H., & Santoso, B. (2018). “The Role of Local Communities in Developing Cultural Potential for Economic Growth in Tourism Villages.” Indonesian Cultural Research Journal, 3(3), 45-58.

Prasetyo, T. B., & Nasional, F. K. (2018). Aktualisasi nilai-nilai tradisi nyadran sebagai kearifan lokal dalam membangun budaya damai di Giyanti, Wonosobo. Journal of Cultural and Peace Studies, 4, 21–44.

Pratiwi, C. A. (2017). Harai: Telaah konsep religi Koentjaraningrat. Japanology, 5(2), 173–185.

Rachman, M. (2013). Pengembangan pendidikan karakter berwawasan konservasi nilai-nilai sosial. FIS: Forum Ilmu Sosial, 40(1), 1–15. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS

Rijali, A. (2018). Analisis data kualitatif. Jurnal Pendidikan dan Penelitian, 17(33), 81–95.

Riyadi, A. (2021). Kearifan lokal tradisi nyadran lintas agama di Desa Kayen-Juwangi Kabupaten Boyolali. Jurnal SMaRT, 3(2), 201–210.

Rohman, M., & Hairudin, H. (2018). Konsep tujuan pendidikan Islam perspektif nilai-nilai sosial-kultural. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 9(1), 21–32. https://doi.org/10.24042/atjpi.v9i1.2603

Romdani, L. N. (2021). Teori konstruksi sosial: Sebuah teori bagaimana warga negara memaknai pelaksanaan pemilihan kepala daerah di masa pandemi. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 10(2), 116–123. https://doi.org/10.33366/jisip.v10i2.2265

Rosydiana, W. N. (2023). Nyadran: Bentuk akulturasi agama dengan budaya Jawa. HUMANIS: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, 15(1), 15–23. https://doi.org/10.52166/humanis.v15i1.3305

Setiadi, E. M. (2020). Pengantar ringkas sosiologi: Pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial. Jakarta: Kencana.

Suandika, I. N., & Wirasatya, I. G. N. (2021). Fungsi lembaga pemasyarakatan dalam melaksanakan pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP): Studi di Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar. Jurnal Ilmiah Raad Kertha, 4(1), 71–81. https://doi.org/10.47532/jirk.v4i1.261

Suidat, S., Winarsih, D., & Said, A. R. (2021). Sistem religi dan kepercayaan masyarakat kasepuhan Sinar Resmi Cisolok Sukabumi. Jurnal Citizenship Virtues, 1(2), 113–123. https://doi.org/10.37640/jcv.v1i2.1008

Sukmawati, A. M., & Yuliastuti, N. (2016). Eksistensi kampung lama melalui kearifan lokal di Kampung Bustaman Semarang. Tataloka, 18(2), 108–117. https://doi.org/10.14710/tataloka.18.2.108-117

Sukmawati, A. M., & Yuliastuti, N. (2016). Eksistensi kampung lama melalui kearifan lokal di Kampung Bustaman Semarang. Tataloka, 18(2), 108–117. https://doi.org/10.14710/tataloka.18.2.108-117

Sulaiman, A. (2016). Memahami teori konstruksi sosial Peter L. Berger. Jurnal Society, VI, 15–22.

Wahid, A. N., Sumarlam, S., & Subiyantoro, S. (2018). Tradisi ziarah makam Bathara Katong: Tinjauan deskripsi akulturasi budaya. Mudra Jurnal Seni Budaya, 33(2), 215–222. https://doi.org/10.31091/mudra.v33i2.289

Widodo, S. (2023). “Nyadran Kali Tradition: Cultural Identity and Community Gratitude.” Heritage Studies Journal, 7(1), 50-65.

Downloads

Published

2025-01-16

How to Cite

Supriyatna, H., Arsal, T., & Alimi, M. Y. (2025). The Social Construction and Cultural Values of Nyadran Tradition in Semarang: A Case Study in Kyai Asy’ari Sentono Village. International Journal of Education and Humanities, 5(2), 224–235. https://doi.org/10.58557/(ijeh).v5i2.304